Disebuah sekolah kecil didesa ada seorang anak perempuan yang baru lulus dari jenjang SMA. Dia dalam keadaan bingung, gundah, takut akan masa depan yang akan dia pilih. Suatu ketika seorang guru menghampirinya dan berkata ” apakah kamu tidak ingin melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi? kamu siswi yang pandai dengan nilai yang bagus selama menempuh Pendidikan, kamu bisa menggunakan kesempatan itu?”. Diapun terdiam dengan pertanyaan itu. Dalam hatinya dia sangat ingin melanjutkan sekolahnya ke jenjang yang lebih tinggi. Namun dia memikirkan bagaimana dengan biaya yang akan ditanggung oleh kedua orang tuanya, sedang ia masih memiliki 2 adik yang juga masih bersekolah. Ketika sampai di rumah dia berbicara dengan kedua orang tuanya menyampaikan segala kejadian disekolah dan menyampaikan segala ke khawatirannya. Orangtuanya pun mendengarkan apa yang diceritakan oleh anaknya dan mereka bilang “kejarlah mimpimu nak, kami tahu dari kecil kamu sangat suka belajar. Jangan memikirkan biaya karena itu bukan tugasmu, kami yakin tuhan pasti akan memberikan jalan”. Anaknya pun meneteskan air mata mendengar apa yang dikatakan kedua orang tuanya. Mereka menambahi supaya anaknya tidak mengambil pendidikan tinggi yang jauh dengan mereka, karena mereka khawatir dengan anak perempuan mereka. Sehingga anak perempuan itu mengiyakan apa yang menjadi keinginan orang tuanya.
Setelah berbicara dengan kedua orangtuanya dia pergi ke kamarnya, disana ia masih meneteskan air matanya karena dia tau biaya untuk sekolah tinggi bukanlah suatu biaya yang murah. Namun disisi lain dia juga berfikir bahwa dia adalah anak pertama yang nantinya membantu kedua orang tuanya. Sehingga ia memutuskan untuk melanjutkan sekolahnya dan mencari kampus terbaik yang dekat dengan desanya. Dia menemukan di wilayah Surabaya ada kampus terbaik dengan nama UIN sunan Ampel Surabaya. Besoknya ketika disekolah dia mendapatkan pengumuman bahwa dia masuk peringkat 1 siswa terbaik sehingga mendapatkan kesempatan untuk mendaftar sekolah tinggi dengan menggunakan nilai prestasi. Dia dengan teman-teman lainnya yang juga masuk dalam kategori terbaik menemui gurunya untuk mendiskusikan pendaftaran. Dia pun mengatakan kepada gurunya bahwa dia ingin melanjutkan tinggi ke UIN sunan Ampel Surabaya. Setelah pulang sekolah dia berbicara kepada orang tuanya bahwa ia telah didaftarkan oleh sekolah, kedua orang tuanya pun senang sekali mendapat kabar dari anaknya, tapi anak perempuan itu masih mengkhawatirkan biaya. Sampai suatu ketika dia mendengar kabar ada sebuah beasiswa yang bernama KIP yang diberikan kepada anak yang berprestasi tapi terhalang oleh ekonomi. Meskipun dia tahu untuk mendapat beasiswa itu sangat sulit tapi dia sangat bahagia mendengar kabar itu dan segera memberitahu kepada kedua orang tuanya. Orang tuanya pun berkata “kita usahakan semua insyaallah jika itu rezeki kita bersama maka tuhan akan memberikan kelancaran”.
Setelah beberapa lama tiba waktu pengumuman dan dia diterima di UIN Sunan Ampel Surabaya. Sungguh suatu kabar yang sangat Bahagia. Namun kegembiraan itu hanya Sampai saat itu. Ketika penetapan uang kuliah dia tergolong kategori yang cukup besar. Dia menangis sambil memberitahu kedua orang tuanya. Orang tuanya mengucapkan tidak apa-apa tapi anak perempuan ini mengetahui bahwa kedua orang tuanya sedang bingung dengan kondisi ini. Anak perempuan ini tidak tahu apa yang harus dia lakukan pada saat itu, dia benar-benar kasihan dan tidak ingin memberatkan kedua orang tuanya. Sedangkan beasiswa KIP yang ia ketahui itu hanya bisa ia daftarkan ketika ia sudah menjadi mahasiswa UIN sunan Ampel Surabaya. Bahkan dia sempat berbicara kepada kedua orang tuanya untuk tidak melanjutkan sekolah ini. Namun orang tuanya bilang bahwa mereka akan mengusahakan. Dan benar orang tuanya memberitahu bahwa mereka telah membayarnya. Dia pun menangis tahu bahwa orang tuanya melakukan segalanya untuknya. Dia pun berjanji pada dirinya sendirnya untuk berusaha mendapatkan beasiswa untuk meringankan beban orang tuanya.
Akhirnya satu bulan telah berlalu dia telah pindah dan hidup sendiri di perantauan Surabaya. Dia mendengar bahwa pendaftaran beasiswa telah dibuka, dia pun segera menghubungi kedua orang tuanya untuk memberitahu dan meminta doa kepada orang tuanya supaya semuanya berjalan lancar. Anak perempuan ini sangat bersemangat dan segera memenuhi ketentuan yang di perlukan untuk pendaftaran. Dia selalu berdoa supaya diberikan jalan yang lancar, dan ternyata alhamdulillah tahap 1 pendaftaran dia dinyatakan lolos. Tiba pada saat tahap 2 pendaftaran beasiswa KIP yaitu proses wawancara, dimana seluruh siswa diwajibkan untuk pulang karena akan diadakan survei rumah. Dia pun memberitahu kedua orang tuanya bahwa dia harus pulang untuk melanjutkan tahap 2 pendaftaran beasiswa ini. Ayahnya memberi kabar bahwa beliau akan menjemputnya. Sungguh dalam hati kecil anak perempuan ini menangis bahwa kedua orang tuanya sangat sayang pada dirinya dan selalu mendukung apapun mimpi dari anaknya. Sampai akhirnya dia pun di jemput oleh ayahnya.
Tiba waktu wawancara, yang dimana pada saat itu bukan hanya anak perempuan itu saja yang merasakan gelisah tapi kedua orang tuanya pun gelisah. Wawancara pun selesai namun ada satu kalimat yang diucapkan pewawancara yang membuat anak perempuan ini takut dan gelisah yaitu ” itu rumahnya bagus”. Hal itu membuatnya overthingking setiap malam, orang tuanya mengetahui dan menasihatinya supaya tidak terlalu difikirkan dan memintanya untuk berdoa dan menyerahkannya pada tuhan. Waktu pun berlalu ia harus kembali ke dunia perantauan sambil dibayang-bayangi oleh rasa takut setiap harinya menanti waktu pengumuman lolos beasiswa KIP ini. Setelah beberapa minggu akhirnya waktu pengumuman pun datang, dia sambil takut dan gelisah membuka surat keterangan lolos beasiswa, mencari namanya, dan Alhamdulillah dia dinyatakan lolos beasiswa KIP ini. Sambil menangis bahagia dia segera menghubungi orang tuanya dan memberitahu kedua orang tuanya bahwa dia lolos beasiswa KIP ini. Kedua orang tuanya pun sangat bahagia mendengar berita dari anaknya, bahkan karena sangat bahagia mereka membeli sesuatu untuk dibagikan kepada sanak saudaranya. Sungguh ini sesuatu hal tidak pernah di bayangkan oleh anak perempuan itu. Dari dia yang melupakan sekolah tinggi impiannya untuk keinginan orangtuanya yang ingin dia bersekolah di sekolah tinggi terdekat, dengan segala masalah yang menghampirinya selama proses pendaftaran. Namun dengan doa orangtuanya dia berhasil melewati semuanya. Dengan tangisan, pikiran negatif, rasa gelisah yang menyelimuti setiap harinya, sungguh rencana tuhan benar-benar indah.