May – Mimpi di Tengah Kehilangan : May dan Perjalanan Epiknya Menggapai Kampus Impian dengan Beasiswa KIP-Kuliah

May adalah seorang gadis remaja yang dilahirkan dikeluarga yang sederhana. ayahnya seorang kuli bangunan dan ibu May hanyalah petani. Namun, May tak pernah malu akan hal itu. karena bagi May, ia mempunyai dua pahlawan yang sangat hebat di dunia ini. Ayahnya sangat mendukung minat dan bakat May, sehingga ayahnya menginginkan May harus tumbuh menjadi orang yang berpendidikan tinggi dan mempunyai pekerjaan yang layak. Berbeda dengan ibu May yang mempunyai pikiran Patriarki, dimana biasa nya orang bilang pemikiran ini cenderung berpendapat bahwa wanita tidak perlu berpendidikan tinggi toh ujungnya cuma jadi istri orang. May adalah anak yang sangat pintar dan berbakat, namun dia sedih karena dimana dia sering merasa bahwa orang tua nya sejak kecil hanya bisa menuntut tidak pernah menuntun. Orang tua May tidak pernah menemani May belajar, akan tetapi ketika May tidak mendapatkan prestasi, orang tua nya akan marah dan tidak akanmembelikan apapun yang May minta. Meskipun demikian May sangat menyayangi kedua orang tua nya, karena May berpikir semua orang tua mempunyai cara yang berbeda-beda dalam mendidik anak-anak nya.

Hingga pada saat itu datanglah musibah yang merubah hidup May. Ia kehilanganayahnya ketika May berada di pertengahan kelas 12 MAN Lamongan. May sangat terpukulkarena May merasa dunia nya sangat hancur berkeping-keping, dan dimana ia harus menahan rasa sakit itu karena May merasa ibu nya pasti lebih sakit untuk kehilangan pria yang sangat hebat seperti ayah nya. May sangat ingat dengan perkataan ayah nya dulu, ketika ayahnya baru terkena penyakit jantung dan berada di era pandemi COVID- 19. Yang dimana kita tahu bahwa waktu itu semua ekonomi menurun secara drastis dan ayah yang dulu nya sangat sehat tiba-tiba terkena penyakit jantung, dokter juga mengatakan bahwa jantung ayahnya hampir saja pecah. Waktu itu ayahnya pernah bilang “Sekolah yang tinggi, entah negeri atau apapun itu, bapak tetap bisa biayain asal kamu mau bersungguh-sungguh, dan ga perlu kuatir biaya, karena Allah SWT itu maha kaya maha segala nya”. Berbeda dengan ibu nya yang waktu itu melarang May untuk melanjutkan SMA.

Di semester akhir kelas 12, sekolah mulai dihebohkan dengan pilihan-pilihan siswayang ingin melanjutkan masa depannya. Pilihan-pilihan itu diantaranya adalah berkuliah, bekerja, dan mungkin ada yang memilih untuk menikah. Pada waktu itu May sangat menginginkan berkuliah karena dia ingin mewujudkan impian ayahnya. Namun keinginan itu mungkin hanya bisa menjadi angan- angan karena May tahu ibu nya pasti melarang. Akan tetapi pertanyaan dari guru BK nya membuat May terpaksa harus menanyakan hal itu kepada ibu nya. Sepulang sekolah may menanyai ibu nya, dan benar saja May jelas mendapatkan jawaban “TIDAK”. May sangat sedih dan menangis di kamar, tetapi May berpikir mungkin saja ibu nya sangat mengkhawatirkan masalah ekonomi yang tak kunjung membaik sejak kehilangan ayahnya.Keesokan hari nya May ditanyai gurunya yang mengajar di mata pelajaran TOEFL, dan tentu saja menanyakan tentang hal kuliah, seperti dimana, dan akan mengambil jurusan apa. May hanya bisa menjawab “ mohon maaf saya tidak kuliah pak, kasihan ibu saya”. Guru TOEFL May sangat ingin May masuk ke jurusan Bahasa Inggris, karena nilai May di pelajaran itu sangat baik termasuk nilai TOEFL nya, meskipun jurusan May sebenarnya adalah MIPA. Hampir setiap saat May berdoa kepada Allah SWT agar diberi kemudahan dalam melewati ini semua. Hingga Allah menunjukan kuasa nya, tiba-tiba ketika malam ibu nya bertanya tentang suatu hal yang membuat May terkejut. Ya benar, Ibu nya bertanya tentang kuliah. “Pengen banget kuliah kah?” tanya ibu May, dan May pun hanya bisa mengangguk karena merasa sedikit ketakutan. Ibu nya melanjutkan bicara “Kalau lolos eligible, coba kuliah saja, dan ambil pendidikan Bahasa Inggris, tadi pak Fufud sudah bilang semua, tapi kalau tidak lolos jalur prestasi tidak usah ya?”. May sangat terkejut dan mengangguk bahagia, karena tak disangka ternyata guru TOEFL nya lah yang membujuk ibu nya.Di lain itu May sangat sedih karena jurusan yang sebenarnya May inginkan dari duluadalah arsitek ataupun DKV. May merasa passion nya lebih condong ke-2 hal itu, dan May juga berpikir tentang prospek kerja kedua jurusan tersebut. Tetapi May juga sadar bahwaharus menghilangkan perasaan egois itu, karena persiapan atau hal-hal yang menjadi faktor pendukung, seperti PC dan lain nya akan sangat mahal. May sempat masih bingung tentang pilihan jurusan, karena sudah pasti May tidak bisa memilih jurusan yang ia inginkan. Hingga akhir nya May mempunyai 2 pilihan dan ibunya menyarankan agar May sholat istikharah. 2 kali sholat dan Allah memberi petunjuk agar May memilih Sastra Inggris. Singkat cerita pengumuman SNBP pun tiba dan kuasa Allah memang tiada dua nya. Allah memberi kesempatan agar May bisa melanjutkan mimpi nya. Ibu nya menangis haru karena tak di sangka May masuk di universitas impian ayah nya, yaitu Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA).

Setelah hari kelulusan ada jarak 3 bulan libur sebelum May masuk kuliah, dan Maymemutuskan untuk bekerja agar tidak menjadi beban ibunya. Ia bekerja di Rumah makanprasmanan yang ada di Gresik. dan di bulan ke 2 tiba-tiba May mendapat kabar dari keluarganya bahwa ibu nya tiba2 stroke dan dilarikan di rumah sakit Lamongan. Perasaan May sangat hancur dan tidak menyangka karena ibu nya adalah orang yang paling ceria dan sangat sehat, seminggu lalu ibu May baru saja mengunjunginya di kos karena May sedang sakit. Tak lama kemudian ketika May sampai di rumah sakit, ibu nya terbaring lemah danbelum sadar dari koma nya. Setiap saat May berdo’a kepada Allah SWT agar ibunya kembali sadar sehat seperti biasa. “Ya Allah aku hanya punya ibu” ucap May dalam hati. Namun Allah berkehendak berbeda. Hari ke 2 di rumah sakit tangisan seluruh keluarga pecah. Surga May meninggalkan May sendiri di dunia, May hampir tidak percaya akan hal ini. Setelah ayah, sekarang ibu. Meninggal nya ibu May hanya berjarak 6 bulan setelah ayah nya meninggal. Masalah May tidak hanya sampai disitu, sesampai nya dirumah sebelumpemakaman ibu nya, nenek May menyalahkan May atas meninggalnya sang ibu. Pada saat ituMay sudah tidak bisa berkata apa-apa selain menangis dan meminta bantuan Allah agardiberi kekuatan untuk menghadapi semua ini.Tinggal 1 bulan waktu libur May dan pada saat itu ia merasa bingung apakah ia harusmelanjutkan kuliah?. Hingga pada akhirnya may ingat pesan-pesan ayahnya untuk mengejar pendidikan yang tinggi. May memutuskan untuk menuntut ilmu di kampung inggris pare sebelum May masuk kuliah. Satu bulan pun berakhir dan May memutuskan untuk mencari beasiswa agar meringankan pembayaran uang kuliah. Hingga pada akhir nya May mendaftar beasiswa KIP-K. Yang awal nya May ragu dan tidak percaya apakah ia akan mendapatkan beasiswa itu. Tetapi May percaya, atas izin Allah tidak ada yang mustahil di dunia ini, tugas kita hanya bertawakal dan berusaha semampu nya. Entah itu keputusan dan hasil nya May menyerahkan semua kepada Allah SWT. May mengurus itu semua sendiri, banyak sekali kesulitan ketika May mengisi data-data tersebut. Dan tidak disangka, May ternyata lolos beasiswa KIP-K dari tahap pertama hingga terakhir. May percaya bahwa Allah SWT telah membantu May lewat jalur Beasiswa, dan berkat Beasiswa KIP-Kuliah, May saat ini bisa melanjutkan belajarnya di kampus impian karena sangat merasa terbantu dengan beasiswa tersebut. Biaya UKT nya di gratiskan dan ada uang tambahan untuk biaya hidup sehari-hari. May memutuskan untuk menjalani studi nya dan bekerja sebagai tentor les privat dan guru ngaji di sebuah lembaga.

May masih hancur, ia pernah berpikir untuk tidak melanjutkan hidupnya, ia pernahberpikir untuk tidak melanjutkan mimpi nya, dan ia pernah berpikir untuk lari dari ini semua. Hingga pada akhirnya May meyakinkan dirinya untuk melewati ini semua, May berubah menjadi pribadi yang lebih baik, ia melawan semua rasa takutnya. May juga mulai sayang kepada dirinya sendiri dan ia ingin membuktikan kepada semua nya, bahwa meskipun tidak ada figur ayah dan ibu May akan menjadi orang yang sukses. Dan ia mempunyai mimpi untuk menjadi sosok figur ibu yang baik untuk anak-anak nya kelak. May tidak akan membiarkan anak-anak nya merasakan apa yang May rasakan.

Dari cerita May kita tahu bahwa, “Masa depan ada di tangan kita, bukan karena keadaan keluarga kita, masa lalu kita tidak menentukan masa depan kita. Keputusan hari ini lah yang menentukan masa depan kita. Memang benar bahwa kita tidak bisa mengubah tempat dimana kita berdiri hari ini, tetapi kita bisa memutuskan kemana kita akan pergi. Mereka semua punya masalah dan kita juga punya masalah sendiri. Berhentilah menyalahkan orang tua dan takdir. Keputusanmu yang membuatmu akan maju”. Jadi, jika berada diposisi seperti itu, apakah kamu lebih memilih untuk merusak hidupmu karena merasa tidak ada figur orang tua? atau bertahan dan berjuang untuk kehidupan yang lebih baik? pilihan ada ditangan kamu.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *