Bisyir Al Haafi – Mengejar Keinginan Mulia

Kisah ini saya ambil dari kehidupan nyata tentang seorang anak yang memiliki ambisi kuat untuk mengejar cita-citanya dengan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi yang ia inginkan. Anak itu bernama Afi, dia berasal dari Surabaya, namun orang disekitarnya memanggilnya Yusuf. Panggilan itu tentu ada asal-usulnya. Dulu, ketika Afi masih kecil dia sudah diuji oleh Allah dengan datangnya suatu penyakit dalam dirinya, yang membutuhkan waktu sangat lama untuk penyembuhannya. Dia mengalami sakit batuk dan panas yang kurang lebih 3 bulan lamanya. Pertama kali dia mengalami sakit itu, Ibu nya langsung mengantarkan dia ke rumah sakit terdekat di rumahnya. Ternyata dokter menyarankan agar Afi tetap menginap di rumah sakit untuk proses penyembuhan sakitnya. Selama lebih dari satu minggu Hafi menginap di rumah sakit supaya penyakit yang ia alami dapat sembuh seperti asalnya. Namun setelah satu minggu lebih Afi tak kunjung membaik, sakit yang ia rasakan tidak ada perubahan. Akhirnya Ibunya pun memutuskan agar Hafi dibawa pulang dan dirawat dirumah saja bersama ibunya. Di hari ke-9 itulah Afi dipulangkan dan dirawat di rumah oleh ibunya. Ibunya yakin bahwa Afi akan sembuh dengan perawatan yang diberikan ibunya sendiri. Ternyata penyakit itu tidak sembuh dengan cepat, akan tetapi membutuhkan waktu yang sangat lama untuk disembuhkan. Al Hasil setelah 3 bulan lamanya, akhirnya Afi pun diberikan kesembuhan oleh Allah Swt. Orang-orang disekitarnya mengira bahwa nama Afi itu terlalu berat untuk digunakan panggilan orang-orang sana sehingga Afi mengalami sakit-sakitan. Maka orang-orang pun mengusulkan agar panggilan Afi itu diubah menjadi Yusuf supaya orang disekitarnya mudah untuk memanggilnya. Masyarakat menganggap bahwa Afi memiliki ketampanan seperti tampannya Nabi Yusuf. Akhirnya saran itu pun disetujui oleh orang tuanya dan sejak itulah Afi dipanggil Yusuf didaerahnya.

Setelah Afi tumbuh dewasa tepatnya pada usia 12 tahun, Afi memasuki pondok pesantren bernama Ar-Raudhatul ‘Ilmiyah di daerah Kertosono Nganjuk. Sejak belajar dipondok pesantren tersebut, Afi mulai terlihat bakat yang dimilikinya terutama dalam berpidato atau pesantren menyebutnya muhadarah. Di usia 14 tahun, Afi sudah dikirim oleh pesantren ke daerah Jombang untuk berdakwah selama 7 hari pada bulan Ramadhan. Kegiatan itu rutin dilaksanakan oleh pihak pesantren sehingga tiap tahunnya Afi selalu dikirim ke luar kota untuk melaksanakan dakwah dibulan Ramadhan. Hingga tibalah Afi diusia 17 tahun, Afi mulai memikirkan hal yang serius menurutnya yaitu masa depannya untuk melanjutkan pendidikannya di bangku perkuliahan. Saat kelas 2 MA, Afi memiliki keinginan untuk melanjutkan pendidikannya di Al-Azhar, Kairo Mesir. Afi kemudian meminta izin kepada ayahnya bahwa ia berkeinginan melanjutkan pendidikannya disana.Namun ternyata tidak disangka, ayahnya pun tidak mengizinkan Afi untuk melanjutkan pendidikannya kesana. Ayahnya Afi menjawab “ape lapo rono iku, masjidmu iku urusono” yang artinya “mau ngapain kesana, masjidmu urusin!”. Ternyata ayahnya Afi menolak itu karena ada sebab yang baik, bahwa ayahnya ingin Afi melanjutkan tugas ayahnya yaitu merawat dan memakmurkan masjid yang ada di dekat rumahnya. Afi sebenarnya sedikit kecewa, akan tetapi ia faham mungkin pilihan ayahnya adalah pilihan terbaik untuknya.

Hari terus berlalu hingga Afi melewati semester 1 di kelas 3 MA nya. Ketika sudah menyelesaikan ujian-ujian di pertengahan semester itu tepatnya di akhir bulan desember, dia diizinkan pulang oleh pihak pesantren dengan waktu selama 2 minggu untuk bertemu dengan orang tua dan keluarganya. Setelah sampai di rumah, Afi menikmati waktu Bersama-sama dengan orangtua dan keluarganya selama liburan. Hingga tak terasa 1 hari lagi dia harus kembali menimba ilmu dipondok pesantrennya. Namun tiba-tiba, Afi dan keluarganya dikagetkan oleh suatu hal yang menyedihkan yaitu ayahnya secara tiba-tiba harus dibawa kerumah sakit untuk dirawat karena menderita suatu penyakit. Selama 1 hari 1 malam Afi menemani ayahnya yang terbaring tak sadarkan diri dirumah sakit bersama keluarganya. Ternyata suatu kabar buruk terjadi pada keluarga Afi yaitu ayah kandung dari Afi yang terbaring di rumah sakit meninggal dunia, tepatnya pada hari Jum’at, 6 Januari 2023 sekitar pukul 05.30 pagi. Afi khususnya sangat merasa terpukul dengan takdir yang Allah berikan, namun karena dia dibekali ilmu agama dari pesantren sehingga dia tetap bersabar menerima apapun yang sudah menjadi ketentuan dari Allah SWT.Setelah ayahnya meninggal dunia, ternyata beberapa orang dari teman dekatnya menyampaikan ke keluarga Afi bahwa ayahnya dulu memilki tanggungan/hutang kepada mereka. Tak disangka, setelah ditotal semua tanggungan yang dimiliki oleh ayahnya Afi, ternyata terkumpul sebanyak – + 60 juta lebih. Keluarga Afi sangat kaget mengetahui hal itu, akan tetapi keluarga menerima segala laporan dan terus mengusahakan untuk melunasi semua tanggungan-tanggungan itu dengan harapan semoga arwah dari ayah Afi dapat tenang di alam sana. Namun dibalik itu semua, ada hal yang sangat dibingungkan oleh Afi, apakah dia akan melanjutkan mondoknya yang hanya kurang 1 semester lagi dia akan wisuda atau berhenti mondok (hanya sekolah biasa). Problem itu datang karena permasalahan ekonomi di keluarga Afi yang dirasa kesulitan bila Afi melanjutkan pendidikannya di pondok dengan biaya yang lumayan besar. Ternyata Allah memberikan rezeki Afi dari arah yang tak disangka-sangka, tiba-tiba datang seorang yang dikenal teman dekat dari ayah Afi membiayai semua kebutuhan Afi dipondok. Setelah itu, Afi Kembali ke pesantren untuk menyelesaikan pendidikannya di MA. Dia mulai mengembalikan semua impian-impiannya yang sudah ia miliki untuk terus dikejar.

Akhirnya Afi mencari tujuan lain untuk melanjutkan pendidikannya yang sesuai dengan wasiat yang diberikan ayahnya kepada Afi, Afi pun tertuju pada kampus besar di Surabaya dengan nama UINSA (Universitas Negeri Sunan Ampel). Setelah berkeinginan kuat untuk mengejar masa depannya di UINSA, Afi pun mempersiapkan semuanya. Dimulai dari cara mendaftar, persyaratan masuk, tes masuk, dan persiapan yang lainnya.Setelah hampir 1 tahun mempersiapkan diri untuk bisa menembus tujuannya masuk di UINSA, Afi kini berada di kelas 3 MA dengan usia yang sudah 19 tahun. Afi mendaftar di UINSA melalui jalur rapot dan prestasi, namun ternyata masih belum menjadi rezeki dari Afi, Afi tidak lolos dalam jalur tersebut. Afi sempat down karena hasil yang diterimanya, akan tetapi dia tidak menyerah dan terus berusaha mengejar impiannya untuk masuk ke UINSA. Hingga tak terasa Afi kini berada di fase kelulusan pondok pesantren. Setelah lulus dari pesantren, Afi melakukan tes untuk masuk ke perguruan tinggi UINSA Surabaya. Berkat doa dan support orangtua dan orang-orang dekat Afi, dia pun akhirnya lolos masuk di UINSA Surabaya. Kebahagian memenuhi hati Afi, akan tetapi ada hal yang mengganjal dihatinya yaitu bagaimana cara dia memenuhi pembayaran-pembayaran di kampus sedangkan ekonomi keluarganya sedang bermasalah.

Namun karena Afi terus berdoa meminta bantuan kepada Allah, ternyata Allah menjawab doa-doa dari Afi melalui perantara seorang mahasiswi dari UINSA Bernama Bila yang membantu memberikan informasi mengenai beasiswa KIP-K. setelah tertarik untuk mengikuti, Afi mendaftarkan diri karena dirasa itu akan memudahkan dia untuk dapat belajar di perguruan tinggi tanpa mengeluarkan biaya yang banyak bahkan secara gratis. Setelah mendaftar dan melewati beberapa tahap tes, ternyata kabar baik diterima oleh Afi yaitu dia dinyatakan lolos mendapatkan beasiswa KIP-K di UINSA Surabaya. Sehingga dia belajar di UINSA tanpa dipungut biaya sepeser pun bahkan mendapat uang beasiswa hingga 4 juta rupiah. Afi merasa sangat terbantu dengan beasiswa tersebut, disamping untuk memenuhi kebutuhan perkuliahan, dia juga dapat membantu keluarga untuk menyelesaikan tanggungan-tanggungan dari Al Marhum ayahnya. Afi pun berterima kasih kepada Allah sekaligus berterimakasih kepada mahasiswi Bernama Bila yang telah membantu Afi untuk mendapatkan beasiswa KIP-K di UINSA Surabaya.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *