Dilla Puspita Sari – Libatkan Allah di Setiap prosesmu!

Kisah ini berawal dari seorang remaja yang hendak lulus SMA. Seorang gadis desa dan anak dari seorang petani.  Ya, itu adalah aku, Dilla puspita. Aku tinggal di Bojonegoro Jawa Timur. Ibu dan bapakku adalah seorang petani desa sekaligus penjual kayu. Singkat cerita, setelah lulus SMA aku diterima di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya melalui jalur SPAN-PTKIN prodi Bahasa dan Sastra Arab. Dari sini aku berpikir tentang biayaku kuliah. Mengingat akan bapakku seorang petani dan juga penjual kayu, aku kasian kepadanya harus banting tulang demi memenuhi biayaku kuliah. Akhirnya aku memutuskan untuk mencari beasiswa di UINSA.

“Ada banyak sekali beasiswa di UINSA dek, salah satunya adalah KIPK”. Itulah informasi yang aku dapatkan dari teman seormadaku. Akhirnya aku mencari informasi lebih dalam lagi mengenai KIPK. Awalnya aku ragu untuk mendaftar, dikarenakan aku tidak memiliki kartu bantuan apapun dari desa karena desa menganggapku sebagai orang yang mampu yang dilihat dari rumah yang aku tempati lumayan bagus. Padahal, sungguh keuangan keluargaku sangatlah menipis diakibatkan pandemi covid 19. Tapi pada akhirnya aku tetap mencoba mendaftar karena aku kasian kepada bapakku yang siang malam banting tulang demi memenuhi kebutuhan pendidikanku. 

Keesokan harinya, aku mulai melengkapi berkas-berkasnya. Mulai dari foto rumah, surat pajak, struk listrik dan surat-surat lainnya yang mengharuskan aku bolak balik ke Balai desa. Akhirnya, semua berkas-berkasnya sudah terpenuhi dan ku upload ke akun resmi KIPK UINSA lalu menunggu pengumuman selanjutnya.

Sungguh, tes lulus bidikmisi KIPK sangatlah ketat. Mulai dari tes berkas sampai dengan wawancara yang mana diikuti oleh lebih dari 500 mahasiswa UINSA. Dan jujur aku sangat minder melihat sainganku sangatlah banyak. Aku berdoa kepada Allah sang maha kuasa,” ya allah dzat yang maha berkuasa atas segala sesuatu aku memohon kepadamu, mudahkanlah jalanku untuk mencari biaya kuliahku sendiri. Aku ingin kuliah tanpa membebani kedua orangtuaku. Sungguh aku kasihan melihat bapakku yang pagi sampai malam ditengah teriknya matahari dan juga derasnya hujan kerja menebang kayu di hutan-hutan demi memenuhi kebutuhan keluarganya dan juga biaya kuliahku. Ya Allah, ijinkanlah aku lolos beasiswa ini. Aku berjanji jika aku lolos akan kupergunakan uang ini dengan sebaik-baiknya. Aku berjanji akan kuliah dengan serius, membanggakan almamaterku dan aku bertekad  untuk lulus 3,4 tahun dan mengejar mimpiku lagi yaitu s2 di Al-Azhar Mesir.” Demikianlah do’aku kepada Allah sang maha kuasa.

Telah tiba saatnya hari yang kutunggu tiba. Ya, hari pengumuman tes berkas kipk. Kemudian  kubuka link pengumuman itu. Awalnya aku kira tidak lolos seleksi pertama karena tidak terdapat namaku di web tersebut. Tapi ternyata aku lolos, hanya saja aku salah membuka link pengumuman tahun kemarin dan pantas saja namaku tidak ada. Syukurlah ada temanku yang memberitahuku. Aku bersyukur kepada Allah atas kelolosanku seleksi pertama ini. Intinya harapanku lolos beasiswa tinggal selangkah lagi.

Langkah selanjutnya setelah lolos seleksi berkas online adalah mengirimkan semua berkas tersebut ke bagian akademik. Jadi, kukirimkan berkas-berkasku ke bagian akademik pada hari terakhir batas pengumpulan. Ku antarkan berkas-berkasku ke Surabaya dengan kakakku naik sepeda. Karena jika kukirim lewat pos, khawatir tidak akan sampai tepat waktu melihat jarak bojonegoro ke Surabaya lumayan jauh dan pastinya membutuhkan waktu paling lama 2 hari.

Tapi aku senang bisa mengumpulkannya sendiri. Aku jadi tau rasanya berjuang demi suatu hal yang kita inginkan. Dengan itu juga aku dapat melihat kampus UINSA yang kucintai secara langsung. Aku bersyukur bisa masuk di universitas ini, karena aku yakin banyak sekali orang diluar sana yang ingin kuliah tapi terhalangi oleh ekonomi.

Tes ini belumlah usai. Masih ada satu lagi yaitu tes wawancara. Pada saat tes, banyak sekali pertanyaan yang dilontarkan kepadaku. Mulai dari tujuan ikut beasiswa ini, feedbacknya kepada UINSA jika dinyatakan lolos lalu cita-cita kedepannya. Semua pertanyaan itu kujawab dengan perasaan sedikit gemetar. Tujuanku ikut beasiswa kipk adalah ingin membantu kedua orangtuaku. Aku sangatlah kasian melihat bapakku banting tulang mencari nafkah demi biaya pendidikanku dan jika ada kelebihan aku ingin membantu mereka ketika kesulitan dalam masalah ekonomi. Adapun feedbackku kepada UINSA, jika aku diterima suatu saat aku ingin mengharumkan namanya dengan mengikuti berbagai lomba ataupun dengan cara yang lainnya, seperti halnya dengan mengenalkan bahwa uinsa adalah universitas terbaik dikalangan masyarakat melalui kegiatan sosial. Dan juga aku memiliki impian lulus 3,5 tahun agar aku bisa melanjutkan belajarku di negeri kinanah(Mesir). Demikian adalah jawabanku disaat tes wawancara. Terimakasih kepada ustadz yang mewawancaraiku dan juga mendo’akanku. Ustadz itu juga bilang bahwa 90 persen peluangku untuk lolos.

Detik demi detik, dan hari demi hari telah berlalu. Usailah sudah usahaku dalam mencari beasiswa ini. Dan Langkah selanjutnya adalah kupasrahkan semuanya kepada allah. Kuperbanyak sujudku dan juga kutengadahkan tanganku kelangit mengharap ridhonya dari sang kholik. “ ya Allah, aku sudah berusaha, untuk selanjutnya kupasrahkan semuanya kepadamu. Dzat yang maha berkuasa atas segala sesuatu. Jika aku boleh meminta, loloskan aku ya allah agar beban orangtuaku sedikit berkurang. Akan tetapi jika taqdir berkata lain, maka lapangkanlah hatiku dalam menerima semua ini dan juga tunjukkan aku pada jalan yang lain. Aku percaya, rencanamu adalah sebaik baiknya rencana.”

Tibalah hari yang sangat kutunggu-tunggu, yaitu pengumuman kelolosan beasiswa kipk. Kubuka pengumuman itu dengan basmalah agar hatiku bersyukur Ketika sesuai dengan keinginanku  dan juga ikhlas Ketika taqdirnya berkata lain. Setelah kubuka, kucari namaku disetiap huruf demi huruf dan juga baris demi baris. Alhamdulillah, namaku terdapat di surat tersebut di halaman terakhir. Beribu-ribu syukur kupanjatkan atas segala anugrahnya yang telah mengabulkan do’a-do’aku.

Terimakasih ya allah atas segala anugerahmu, Semoga beasiswa ini bermanfaat bagiku dan juga orangtua ku. Semoga suatu saat aku bisa membahagiakan mereka dan juga mengharumkan nama UINSA ditingkat internasional. Teruntuk teman-temanku yang belum lolos, janganlah bersedih. Ini bukanlah kegagalan yang hakiki bagi kalian. Masih ada beasiswa-beasiswa yang lain yang menunggu dan ingatlah akan rencana Allah yang mungkin lebih indah kepada kalian. Dan tak lupa kepada teman-teman ormadaku( SASB), terimakasih kuucapkan atas bimbingan kalian kepadaku hingga akhirnya aku lolos beasiswa ini.

Demikian cerita singkat perjuanganku memperoleh beasiswa ini, tetaplah libatkan Allah dalam setiap prosesmu agar apa yang kamu inginkan terkabulkan. Semonga bermanfaat!…..

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *