KAJIAN PERDANA DIVISI PERS & JURNALISTIK, UNDANG ALUMNI BERPRESTASI AMBISI KIP-K

Minggu (25/4) Divisi Pers & Jurnalistik Ambisi KIP-K UIN Sunan Ampel Surabaya menggelar kajian bertajuk kepenulisan cerpen  dengan tema Show Your Creativity With Quality Writing.  Kajian perdana Divisi Pers & Jurnalistik tersebut diisi oleh  penulis buku ”Nabastala” Syahidatul Kamila, mahasiswi prodi Biologi UIN Sunan Ampel dan alumnus Divisi Pers dan Jurnalistik Ambisi.

Kepenulisan cerpen mengawali rangkaian kajian kepenulisan divisi ini, lantaran cerpen merupakan salah satu karya yang sering dijumpai, tulisannya terbilang pendek dan ringan, sehingga bisa diterima oleh semua kalangan bahkan dari orang awam kepenulisan sekalipun. ”kajian cerpen ini masih dasar, ringan jadi pas untuk dibahas sebagai kajian perdana,”  kata Akiya Qidam Hayya selaku PJ Pena AMBISI KIP-K.

Menurut panitia yang bertugas acara terbilang sukses, karena tidak ada kendala berarti saat proses hari-h kajian. Namun kendala terjadi saat persiapan, mengingat kurangnya Sumber Daya Manusia.”Terdapat kendala tekhnis, karena jumlah orangnya (yang mengurusi kajian) hanya sedikit,” tutur Akiya dalam wawancara.

Kurang intensnya promosi kajian, mepetnya persiapan dan padatnya kegiatan lain di bulan Ramadhan memengaruhi jumlah peserta. Tercatat peserta yang terdaftar sekitar 30 anak. Jumlah tersebut masih minim dibanding dengan jumlah peserta kajian lainnya. ”Pesertanya minim, karena kurang gencar promosi. Mungkin terkendala mepetnya persiapan” tutur Qomarotul Lail, pengurus Divisi Pers dan Jurnalistik.

Meskipun begitu, kajian ini mampu memberikan banyak manfaat bagi para peserta maupun panitia. Cerpen merupakan karya ringan namun pada prakteknya banyak orang yang belum paham struktur cerpen. Sehingga dengan adanya kajian ini, panitia berharap literatur tentang cerpen semakin berkembang di kalangan mahasiswa sastra maupun non-sasrtra. ”Bisa menambah wawasan, gambarannya juga bisa lebih luas tentang cerpen, lalu memotivasi diri ternyata belajar tidak bisa hanya dengan  mendengarkan saja, sekalipun jika  sudah pernah mendapatkan ilmunya  saat sekolah dulu, tapi  jika tidak mempraktekkannya, itu menjadi ilmu baru.” imbuh Akiya.

Seperti tema yang diusung, kajian cerpen ini diharapkan mampu mendorong peserta untuk menciptakan karya tulis yang berkualitas. Berkualitas dalam artian, tulisan mencakup informasi yang informatif, mengandung amanat, karya orisinil, sederhana dan mudah dipahami, serta alur yang jelas.

Panitia menuturkan sebagai pembuka kajian, kepenulisan cerpen masih banyak kekurangan. Untuk itu kedepannya akan menjadi evaluasi bersama Divisi Pers dan Jurnalistik sehingga kajian-kajian berbeda nantinya akan lebih baik secara kualitas maupun kuantitas baik panitia maupun pesertanya. ”Semoga kajian selanjutnya lebih baik dari kajian perdana, dan semakin banyak peserta maupun pengurus yang bisa ikut kajian.” tutup mahasiswi  angkatan 2019 tersebut.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *