Berawal saat si keras kepala sudah diterima di sebuah kampus tercinta bernama UINSA. Setelah melakukan daftar ulang, aku mendapat UKT yang tidak sesuai dengan apa yang ku harapkan. Aku bingung mau bayar dengan apa, aku tidak punya tabungan sebesar itu.
Pada saat yang tak terduga, Emakku bertannya mengenahi UKT kuliahku, “Cung samian oleh UKT piro” tanya Emakku. Ku jawab ”mmmm…..segini Makk.” Aku tahu itu akan menjadi beban untuk Emak Bapakku, tapi dengan gampangnya Emakku menjawab dengan senyumnya “gapopo Cung, Emak wes onok tabungan kanggo bayar UKT samian semester iki, masalah bayar kanggo semester mene, Insha Allah pasti onok rezeki.” Tapi saat itu aku bingung, aku tidak mau menyusahkan dan menjadi beban bagi Emak Bapakku. Karena Bapakku hanya tukang becak, dan Emakku hanya sebagai Ibu Rumah Tangga, maka dari itu aku berusaha dan dan berjanji pada diriku sendiri untuk mengganti uang UKT yang sudah dibayarkan oleh Emakku, tapi aku tidak tau bagaimana cara untuk menggantinya.
Satu-satunya jalan, aku harus mencoba daftar beasiswa Kip-K, walaupun yang ku dengar dari arek-arek bahwa daftar beasiswa Kip-K itu tidak gampang, kecil harapan untuk bisa mendapatkan beasiswa Kip-K. Namun dengan keras kepala, dalam hati ku berkata “bodoamat,” karena tidak ada salahnya untuk mencoba keberuntungan ketika ada kesempatan.
Kucari informasi mengenahi pendaftaran beasiswa Kip-K di akun sosial media milik kampus. Beberapa kakak tingkat ku tanya, sosialisasi mengenahi beasiswa dari kampus ku ikuti, hanya untuk bisa mendapat informasi mengenahi pendaftaran beasiswa Kip-K, dan juga tips untuk mendapatkannya.
Pada 23-29 September 2021 merupakan waktu pendaftaran beasiswa Kip-K secara online, tanpa menunggu sampai akhir waktu pendaftaran, aku bertekad untuk mencoba mendaftar. Ternyata persyaratan dan berkas yang ditentukan pun banyak dan bermacam-macam. Saat itu aku sudah overtinking, semangat dan optimisku untuk mendapatkan beasiswa Kip-K masih minim. Tapi disi lain aku tidak ingin selama kuliah, biaya kuliah Emak Bapakku yang membiayai. Karena aku tahu sendiri, bagaimana susahnya Bapakku berkerja panas-panasan dan hujan-hujanan di jalanan, dan hasil yang didapatkan itu tidak pasti. Begitupun dari kecil saat masih SMP aku sudah berjanji pada diriku sendiri, aku harus bisa membantu dan meringankan beban Emak Bapak untuk membiayai biayaku sekolah.
Hari demi hari ku isi lembar pendaftaran online yang sudah disediakan, ku bongkar data penting milik keluarga untuk dimasukkan ke lembar pendaftaran tersebut. Namun tidak hanya itu, ada data di lembar pendaftaran yang harus aku lengkapi, dan data itu mengharuskan aku untuk meminta surat pernyataan ke kelurahan sebagai data pengganti karena aku tidak mempunyai Kartu Indonesia Pintar (KIP), dan aku juga diharuskan ke sekolah waktu SMA untuk memperoleh rapor yang sudah dilegalisir dan ditanda tangani oleh kepala sekolah. Jujur aku anaknya pemalu, aku malu untuk datang ke kelurahan dan meminta surat pernyataan yang sudah ditentukan di lembar pendaftaran. Dalam hatiku berkata, “opo gara-gara isin ae aku gak sido daftar beasiswa.” Seketika itu ku lawan dan ku hilangkan rasa malu. Dengan keras kepala, aku OTW ke kelurahan. Dua kali kelurahan ku datangi, salinan KK satu lembar ku bawa dengan harapan agar mendapat surat peryataan tersebut sebagai salah satu syarat pendaftaran beasiswa KIP-K. Ku tunggu beberapa waktu sampai petugas kelurahan selesai menyiapkan surat yang kuinginkan. Kemudian aku juga harus ke sekolah waktu aku SMA untuk meminta rapor yang sudah dilegalisir dan ditanda tangani oleh kepala sekolah. Ku datangi staff TU, Staff TU bilang agar aku ke tempat foto copy untuk menyalin rapor yang asli agar bisa dilegalisir dan ditanda tangani oleh kepala sekolah. Lelah yang kurasakan saat itu, tapi semua ku anggap sebagai modal untuk berinvestasi.
Setelah ku dapatkan keduanya, aku pulang lalu ku masukkan ke dalam data di lembar pendaftaran. Ku ulang beberapa kali untuk memastikan bahwa data yang sudah ku isi tidak ada yang terlewat dan juga tidak ada kesalahan, karena kalau terjadi kesalahan atau tidak sesuai ketentuan persyaratan walaupu itu hanya sedikit kesalahan saja, maka proses pengajuan tidak akan diproses dan dapat dipastikan aku tidak bakal lolos seleksi administrasi. Semua itu ku lakukan tanpa sepengetahuan Emak Bapakku. Tidak besar harapanku saat itu, karena dengan sekian banyaknya yang mendaftar beasiswa Kip-K, hanya 500 mahasiswa yang lolos seleksi administrasi dan lanjut ke tahap seleksi berikutnya.
Pada 1 Oktober 2021 merupakan pengumuman lolos tahap seleksi administrasi. Saat itu aku sengaja menunda untuk melihat pengumuman tersebut, aku takut kabar tidak baik yang bakal ku dapat. Berselang beberapa menit, salah satu temanku nge-chat dan memberi kabar bahwa aku dan dia dinyatakan lolos seleksi tahap berikutnya. Semangat dan optimisku semakin meningkat untuk bisa mendapatkan beasiswa Kip-K.
Pada 1-6 oktober 2021 merupakan pengumpulan berkas yang lolos tahap administrasi. Tanpa mengulur-ulur waktu ku kumpulkan semua data-data yang masih berupa file kemudian ku bawa ke tempat percetakan, dan ku jadikan data yang berupa file tersebut menjadi sebuah soft file. Ku teliti satu persatu data yang sudah berupa soft file agar tidak ada yang salah, lalu ku jadikan satu dan ku bungkus sedemikian rupa menjadi satu dokumen yang berisi sejuta harapan. Ku bawa dokumen tersebut ke tempat jasa pengiriman agar dukumen tersebut bisa dikirimkan ke kampus. Ketika saya sampai di tempat pengiriman, ternyata sudah tutup. Saya keras kepala, keesok harinya ku datangi lagi tempat jasa pengiriman, ku serahkan dokomun ke Mbak-nya yang siap melayani dengan sepenuh hati.
Setelah tahap pengumpulan berkas sudah berlalu, pada 11 oktober 2021 merupakan tahap pelaksanaan wawancara secara online. Saat itu aku siap untuk melaksanakan wawancara, Namum disi lain, aku khawatir tidak bisa menjawab pertanyaan dari pewawancara. Si pewawancara mulai memberikan pertanyaan dan memastikan bahwa berkas yang ku kirim itu benar dan cocok. Dari beberapa pertanyaan, ada satu pertanyaan yang menyentuh sekali, beliau berkata, “apa alasan kamu mendaftar Beasiswa Kip-K?” saat itu langsung ku jawab dan tidak tau kenapa air mataku menetes, beneran ngak bohong. Selain keras kepala ternyata aku anak yang cengeng.
Setelah wawancara selesai aku masih kebayang-bayang karena aku merasa bahwa ada pertanyaan yang ku jawab tapi tidak sesuai dengan keadaanku. Aku merasa salah, aku menganggap bahwa aku telah berbohong. Tanpa berpikir panjang, ku hubungi Ibu Kemahasiswaan lalu ku jelaskan semua yang sebenar-benarnya, dengan bermaksud agar Ibu Kemahasiswaan menyampaikan maksud tersebut kepada panitia beasiswa Kip-K. Aku tidak ingin hanya karena terlalu ambis untuk mendapatkan besiswa Kip-K, namun dalam prosesnya ada kebohongan.
Pada 15 Oktober 2021 Aku dinyatakan sebagai penerima Beasiswa Kip-K, saat itu aku senang dan bersyukur. Aku tidak menyangka bisa dinyatakan sebagai penerima Beasiswa Kip-K. Aku harus ke tempat percetakan lagi untuk mencetak surat penyataan atau pakta integritas, beberapa matrai ku beli sebagai kebenaran dalam surat pernyataan tersebut. Seletah ku isi dan ku tempelkan matrai pada pakta integritas, ternyata masih ada kesalahan. Ku datangi lagi tempat percetakan, ku beli lagi beberapa matrai untuk ku isi ulang dan ku tempelkan matrai pada pakta integritas tersebut dengan teliti dan berhati-hati. Ku bungkus pakta integritas tersebut sedimikian rupa menjadi sebuah dokumen yang penuh kebahagiaan dan rasa syukur. Kemudian ku bawa ke tempat jasa pengiriman, ku serahkan dengan sopan ke Mbak-nya yang selalu siap melayani.
Perjuanganku tidak berhenti setelah dinyatakan sebagai penerima beasiswa Kip-K. Karena aku harus bisa bertanggung jawab terhadap amanah dan rezeki yang sudah diberikan, harus bisa menjaga nama baik Univ, harus bisa memberikan prestasi atau kontribusi untuk Univ, dan aku harus bisa menjaga nilai IPK agar tidak dibawah 3.0,“Ternyata bener op seng diomongno arek-arek, pengen oleh beasiswa Kip-K iku gak gampang.” Ada proses yang panjang, berkorban waktu, tenaga, dan uang. Semangat aku……