Azzawiyatun Nikmah – Kekurangan Ekonomi Tak menjadi Penghalang untuk Terus Berpetualang Menimba Ilmu

Bissmillahirromanirrohim. Assalamu’alaikum wr.wb . Sebelum masuk ke dalam cerita yang ingin saya ceritakan. Terlebih dahulu izinkan saya memperkenalkan diri . Saya pernah mendengar ada pepatah mengatakan tak kenal maka tak sayang. Hehe … Baik langsung saja perkenalkan nama saya Azzawiyatun Nikmah , Prodi Hukum Keluarga Islam Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Ampel Surabaya. Alhamdulillah, Saya adalah salah satu mahasiswi yang menerima beasiswa Bidikmisi atau yang sekarang dikenal dengan KIP angkatan 2021. Disini saya akan berbagi sedikit tentang pengalaman mendapatkan beasiswa KIP sehingga saya dapat melanjutkan kegiatan belajar saya ke Jenjang tinggi tanpa harus menjadi beban orang tua dan keluarga saya. 

Saya dilahirkan dikeluarga yang sederhana , yang mana Bapak saya dulu bekerja serabutan, kadang menjadi buruh tani, pedagang sayur, kuli bangunan , seadanya pekerjaan semua di lahap oleh bapak demi memenuhi kebutuhan keluarga. Sedangkan ibu saya adalah seorang buruh tani. Saya dua bersaudara yaitu dengan kakak laki-laki saya . Ketika saya masuk Madrasah Aliyah Negeri ,dan kala itu saya tinggal di Asrama dalam sekolahan tersebut yaa karena lokasi sekolah lumayan jauh dari rumah. Pada akhirnya saya memutuskan untuk tinggal di asrama. Waktu awal saya berangkat ke asrama dengan diantar bapak dan ibuk dengan menggunakan dua sepeda motor , yang mana saya berboncengan dengan ibu sedangkan bapak membawakan barang-barang. Sehabis pulang mengantarkan saya ke asrama tiba dirumah bapak merasa kakinya terkena duri yang akhirnya bapak berusaha mengeluarkan duri tersebut dengan menggunakan jarum pentul yang mengakibatkan infeksi serius dan harus keluar masuk rumah sakit. 

Singkat cerita, tak terasa saya sudah kelas 3 dan masih bingung mau melanjutkan kemana. Saya bisa disebut termasuk lulusan angkatan corona atau Covid-19. Yang mana selama covid pembelajaran dilakukan secara online atau daring sehingga asrama pun diliburkan. Saya melaksanalan kegiatan belajar dari rumah. Dan ketika itu penyakit bapakku sedang kambuh tetapi karena sedang maraknya Covid-19 maka disarankan untuk rawat jalan atau dirawat dari rumah. Dan bersyukurnya saya bisa ikut merawat bapak dirumah. Selama bapak terbaring sakit dan tidak lagi bisa untuk bekerja memenuhi kebutuhan keluarga, untungnya kakak laki-laki saya sudah lulus sekolah dan bisa bekerja untuk memenuhi kebutuhan kelarga bisa disebut menjadi tulang punggung keluarga.

Tak terasa ujian telah selesai semua. Saya bingung setelah lulus harus pergi kemana? Ada 3 pilihan yang biasa orang lontarkan yaitu melanjutkan belajar ke jenjang yang lebih tinggi, bekerja atau menikah. Untuk menikah saya belum ada keinginan untuk itu dan saya merasa belum siap, yaa berarti pilihan saya ada dua yaitu melanjutkan belajar atau bekerja. Saya ingin sekali melanjutkan belajar untuk bisa menggapai mimpi saya ,selain itu ketika semakin tinggi ilmu yang dimiliki kan semakin tinggi derajat kita. Saya ingin mengangkat derajat keluarga . Tetapi hal itu rasanya dulu hal yang mustahil menurut saya, biaya kuliah kan pastinya mahal. Pendapatan keluarga cukup untuk makan sehari-hari. Dan ditambah lagi dengan wafatnya bapak yang membuat saya down atau bisa dikatakan sudah tidak punya semangat lagi.

Suatu ketika saya mendapat informasi dari kakak kelas saya waktu aliyah bahwa dia mendapat beasiswa bidikmisi . Yang mana mendapat biaya kuliah secara gratis dan ada pula sisa untuk biaya hidup. Mendengar hal itu saya berusaha mencari informasi tentang beasiswa tersebut karena saya tertarik melanjutkan ke UIN dari informasi yang saya dapat beasiswa di UIN itu ikut kepada kemenag yang mana baru bisa mendaftar ketika sudah diterima menjadi mahasiswa hal itu berbeda dengan beasiswa bidikmisi yang berasal dari kemendikbud yang bisa mendaftar sebelum diterima menjadi mahasiswa, adanya info tentang bidikmisi tersebut  juga membangkitkan semangat saya untuk mencoba menaftar kuliah lewat seleksi jalur rapot. Saya hanya mendaftar dengan satu jalur saja. Sudah pasrah aja waktu itu ketika lolos ya alhamdulillah saya berusaha lanjutkan studi saya namun ketika tidak lolos saya memilih untuk bekerja saja membantu orang tua.  Siapa duga ketika saya iseng daftar perguruan tinggi melalui jalur SPANPTKIN tersebut ternyata diterima di UIN Sunan Ampel Surabaya. Alhamdulillahnya lagi saya mendapat ukt 1 yang alhamdulillah kakak saya masih mampu untuk membantu membayarkan.  Awalnya saya sangat berat meninggalkan ibu sendiri dirumah ,terkadang kakak saya pulang kerumah istrinya. Dengan kesabaran, ketulusan , keridhoan ibuk , tetep menyemangati saya harus mengambil kesempatan yang tidak akandatang dua kali ini.

Saya terus mencari informasi kapan beasiswa tersebut dibuka, saya bersyukur di UIN Sunan Ampel Surabaya banyak kakak kelas waktu Aliyah. Mereka selalu memberi saya informasi tentang beasiswa tersebut. Dan pada saatnya pendaftaran beasiswa itu dibuka, saya bergegas untuk mengumpulkan persyaratan yang di perlukan . Kala itu saya memilih tinggal di podok mahasiswa karena saya belum pernah tau bagaimana keadaan Surabaya ya apabila di kost saya tidak berani dan pasti biayanya lebih mahal, ya baru pertama kali ke Surabaya ketika sudah disuruh masuk pondok. Waktu dibukanya pendaftaran KIP itu hanya berjarak satu hari dengan berangkat saya ke pondok kalau tidak salah , maaf kalau salah pokok intinya itu saya tidak bisa memenuhi berkas yang menjadi syarat mendaftar beasiswa tersebut sendiri, saya merepotkan banyak orang terutama ibuk saya yang harus bolak-balik ke Balai desa untuk mengurus surat-surat. Ketika sudah terkumpul lengkap berkas persyaratannya , kemudian dikirim ke saya melalui ekspedisi. Untuk menerima beasiswa ini harus lolos dua tahapan, yaitu pertama tahapan seleksi berkas dan yang kedua tahapan seleksi wawancara. Setelah berkas sampai kepada saya langsung saya serahkan ke kampus, waktu itu masih belum boleh masuk kampus karena masih musim pandemi maka berkasnya saya titipkan ke satpam. Sambil menunggu pengumunan , saya hanya bisa tawakkal setelah sekian ikhtiar semua orang saya repoti. Waktu pengumuman pun tiba Alhamdulillah saya lolos untuk tahap seleksi berkas dan tinggal satu tahap lagi yaitu wawancara. Ketika wawancara saya sangat takut dan gerogi apabila gagal dalam tahap ini, ibu saya berpesan “ Omong ae opo enek e ndukk “ artinya Berkata jujurlah sebagaimana keadaan kita. Alhamdulillah saya mendapat dosen yang sangat baik dalam tahap wawancara, saya mencerikatakan keadaan saya dan keluarga serta menjawab pertanyaan dengan jujur apa adanya.

Hari yang ditungu-tunggu yakni hari pengumuman. Alhasil alhamdulillah saya dinyatakan lolos dan berhak mendapatkan beasiswa itu. Saya sangat bersyukur kepada Allah SWT yang Maha adil Maha melapangkan rezeki, dan juga untuk ibuk saya yang sangat sabar membantu mendoakan sehingga mendapatkan beasiswa ini, serta tak lupa kepada teman-teman kakak Kelas yang membantu memberi informasi tentang beasiswa ini. Saya sangat senang,bahagia, dan tentunya bersyukur , saya dapat melanjutkan belajar ke jenjang lebih tinggi dan beasiswa KIP sangat sangat membantu meringankan keluarga saya. Sekarang tugas saya yaitu belajar dengan sungguh-sunngguh supaya bisa mendapat beasiswa ini sampai lulus nanti.

Percayalah pada dirimu sendiri bahwa kamu itu mampu, kamu itu bisa. Seberapa berat cobaan yang diberikan Allah SWT kepada makhluknya tidak akan melampaui batas kemampuan makhluknya. Allah itu adil , ketika kita bersungguh-sungguh akan sesuatu itu pasti kita akan bisa mendapatkannya. Oleh karena itu untuk kalian yang sama seperti aku ,lahir dari keluarga sederhana yang memiliki mimpi tinggi jangan takut untuk meraihnya hanya Cuma kurangnya perekonomian kita. Allah Swt pasti akan memberi jalan yang terbaik bagi kita yang mau berusaha atau berikhtiar, selalu berdoa dan tawakkal. SEMANGAT YUKK !! Sekian apabila ada kurang lebihnya saya mohon maaf, Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *