Ken Endang Sukawati – Jalan Juangku

Kisah yang panjang ini bukan kisah yang kusengaja, kisah juangku melewati berbagai tantangan hingga aku mampu berdiri dititik ini. Alur kehidupan yang penuh drama yang besutradarakan Tuhan Yang Maha Esa. Kesedihan, kegembiraan, kegagalan, ketakutan, keterpurukan, dan keberhasilan telah menghiasi penggalan-penggalan kisah juangku ini. satu hal yang membuatku kuat hingga aku masih bertahan dititik ini adalah orang tuaku yaitu bapak dan ibuku, yang sekarang sudah tidur tenang dialam sana. Entah kenapa setiap kali aku melihat wajah mereka semangatku menjadi semakin kuat, semakin terus ingin berjuang. Mungkin kamu yang sedang membaca coretan kisah ini pernah merasakan hal yang sama sepertiku. Ridho Allah swt ada pada kedua orang tua kita.

Sebelumnya salam kenal dariku, aku mahasiswa baru angkatan tahun 2020 di UIN Sunan Ampel Surabaya. Aku adalah anak ketiga dari empat bersaudara, aku tinggal bersama ayah, kakak dan adikku. Sebelumnya aku tidak pernah menyangka aku mampu bertahan sampai di semester 2 ini. Kisah panjang kualami hingga aku dapat meneruskan belajar disini. Betul memang aku dari awal telah memilih untuk kuliah disini, tapi ternyata waktu itu ketika pengumuman nominal ukt keluar, keluargaku merasa tidak sanggup untuk membiayaiku kuliah apalagi waktu itu kasus covid-19 sedang memuncak. Usaha bapak sedang diambang kebangkrutan, sulit sekali rasanya mendapatkan penghasilan. Nah, waktu itu aku merasa sangat bingung, lanjut atau berhenti. Seluruh keluargaku menyuruh aku untuk berhenti dan melanjutkan kuliahku tahun depan di rumah kakaku di Malaysia. Karena waktu itu covid jadi tidak ada akses untuk langsung ke sana, jadi aku harus menunggu setahun dulu. Namun aku merasa tidak mampu jika harus pergi kesana dan harus menunggu satu tahun lamanya. aku hanya ingin kuliah disini saja.

 Aku sangat sedih sekali waktu itu, aku harus berhenti sebelum berjuang dan mengubur impianku untuk melanjutkan kuliah. Disaat itu aku merasa bahwa aku berada di titik paling rendah, diambang kebingungan. Hingga dimalam itu hatiku tergerak untuk bangun, aku adukan semua masalahku pada sang pencipta, kupasrahkan sudah semua masalahku kepada-Nya. Aku sangat yakin, hanya Allah SWT lah yang mampu menolongku. Disaat semua keluargaku telah melepaskanku. Waktu itu aku berdo’a “ Ya Allah hanya engkaulah yang maha pemberi Rizki, aku ingin meneruskan kuliah ini Ya Allah, biayailah seluruh kuliahku sampai aku lulus yaallah, mudahkanlah jalanku dalam menuntut ilmu. Aku pasrahkan masa depanku padamu Ya Allah”. Do’a itu aku ulang-ulang disetiap sujudku.

Walaupun seluruh lingkunganku menyarankanku untuk berhenti, tapi dalam hatiku aku yakin kepada Allah, pasti Allah tidak akan membiarkan aku putus dalam jalan menuntut ilmu ini. karena disesak keluargaku untuk segera memutuskan kuliah ini, aku segera konsul kepada kakak tingkat. Dan beliau menyarankanku untuk konsul ke dosen pembimbimg. Kemudia aku langsung chating konsul kepada dospem, yaitu alm. Bapak Babang Subandi ( Semoga Allah SWT menjadikan alam kubur beliau sebagai taman surga, ditempatkan ditempat terindah (surga) disisi-Nya, aamiin Alfatihah) . Aku menceritakan semuanya kepada beliau. Dan beliau membalas chatingku dengan balasan yang sangat luar biasa” jalani aja dulu, nanti pasti ada jalannya” dengan balasan beliau ini aku semakin semangat dan yakin bahwa aku pasti bisa lanjut.

Beberapa hari kemudian ada pengumuman mengenai KIP-K di kampus, kebetulan aku punya kartu KIP, aku mulai mencari info mengenai itu. Aku dibantu kating alumni sekolahku untuk mendaftar KIP-K. Aku mulai mendaftar, Allah memberiku jalan disini. Aku lolos bersama temanku. Aku sangat bersyukur dan bahagia sekali waktu itu. Di hari kamis, entah tanggal berapa aku lupa, aku janjian dengan temanku pergi ke kampus bersama untuk mengumpulkan berkas KIP-K. Aku dipesankan tiket kereta olehnya. Kami janjian berangkat jam setengah tiga sore. Disinilah aku mendapatkan ujian spesial dari Allah, aku tertinggal kereta dan temanku sudah berangkat duluan. aku sangat sedih dan tidak menyangka aku bisa ketinggalan kereta. Aku bolak balik dari stasiun satu ke stasiun lainnya untuk mencari tiket baru, tapi adanya tetep tiket yang malam. Bapakku tidak tega melihatku dan beliau menyuruhku untuk berangkat besok saja. Tapi aku tetep kekeh untuk tetap berangkat dimalam itu. Aku menunggu di stasiun itu dari jam setengah tiga sore sampai jam tujuh malam.

Tepat jam tujuh malam aku berangkat naik ke kereta. Inilah pengalaman pertamaku naik kereta sendirian ke kota besar dan aku tidak kenal siapa-siapa. Sebenarnya aku sangat takut. Tapi aku yakin ini adalah perjuanganku Tholabul ilmi, aku harus menikmatinya. Beberapa menit setelah aku duduk dikereta, bapak menelfonku menyakan apakah aku sudah naik kereta atau belum. Didalam percakapn itu aku mendengar adikku mengatakan bahwa, bapak sakit. Tetapi bapak menutupinya dariku. Aku sangat sedih sekali mendengar itu, air mataku mulai menetes. Aku sempat mengeluh kepada Allah, “kenapa alur hidupku sesulit ini” tanyaku dalam hati, sambil menangis. Lalu seketika aku ingat ibuku, ibuku pasti sedih melihatku yang seperti ini. ku usap air mataku. Aku berjanji pada diriku aku harus bisa bertahan dan berjuang dengan keras agar tetap bisa melanjutkan kuliah ini.

Suasana kereta yang mulai hening dan udara yang semakin dingin membuatku ingin segera dingin. Aku sempat diberitahu temnku untuk bersiap-siap turun kalu sudah di stasiun sepanjang. Dan pukul sebelas malam aku sampai distasiun Wonokromo. disini aku dijemput oleh ayah temanku. Beliau sangat baik sekali padaku, walaupun sebelumnya belum pernah mengenalku, bersama beliau aku diantar ke tempat kos budhe nya temanku. Diperjalanan beliau mengenalkan ibu kota ini padaku, sempat juga melewati kampus UINSA, dimalam hari terlihat begitu indah. Aku bersyukur sekali Allah mengirimkan orang-orang baik padaku. Walaupun aku belum pernah mengenal mereka semua, tapi mereka menganggapku seperti keluarga. Malam itu aku bermalam ditempat budhenya temanku. sungguh aneh tapi ini nyata aku baru pertama kali ini bertemu dengan temanku ini, tapi rasanya kita sudah akrab lama.

Budhe dan Pakdhe temanku sangat ramah sekali padaku, beliau pagi-pagi sekali sudah menyiapkan sarapan untukku. Kemudian pukul delapan pagi aku dan temanku diantar ke kampus untuk mengumpulkan berkas tersebut. Sesampai dikampus kami langsung menuju ruang tempat pengumpulan berkas tersebut. Setelah itu kami berjalan-jalan dikampus, melihat bangunan-bangunan dikampus. Karena hari itu hari jum’at kami memutuskan untuk pulang bakda sholat jum’at. Tepat pukul dua siang kami memutuskan untuk pulang ke tempat budhe. Namun kami kesulitan untuk memesan kendaraan online. Tapi alhamdulillah Allah mengirimkan orang baik lagi kepada kami. Kating alumni dari sekolahku dulu kebetulan ada di sekitar kampus. Beliau membantu kami sampai kami sampai di rumah budhe.

Hari sabtu pagi kami pulang, terima kasih orang-orang baik, semoga Allah membalas kebaikan kalian semua, aamiin. Persyaratan KIP-K tinggal satu langkah lagi, yaitu tahap wawancara. Dihari kamis aku diwawancarai. beberapa hari kemudian pengumuman penerima KIP-K keluar, dan namaku ada disana. Bidikmisi KIP-K inilah jawaban dari do’aku. Terima kasih kuucapkan kepada orang-orang baik yang hadir mendukungku, membantuku sampai aku mendapatkan beasiswa ini, akhirnya aku mampu mengatakan dengan keras bahwa aku bisa untuk lanjut kuliah disini, yee, yee, yee.  Aku sangat bersyukur sekali, Allah SWT begitu baik kepadaku. Allah benar-benar membiayaiku kuliah seperti dalam do’aku. Aku sangat bersyukur dan bahagia sekali.

Inilah jalan juangku menuju mimpiku untuk mencapai cita-citaku. Menuntut ilmu dikampus impianku. Air mata yang jatuh telah terbalasakan oleh cinta-Nya Allah untukku. Keyakinanku pada sang pencipta mengantarkanku pada manisnya mimpiku. Dari sini aku belajar arti kehidupan sesungguhnya. Pada kenyataanya kita adalah sendiri. Berharap kepada makhluk akan membuat kita kecewa, namun kalau kita mengharapnya hanya kepada Allah SWT, Allah pasti mendengar kita, Allah tidak akan membiarkan kita sendirian menghadapi pahitnya dunia ini. percayalah hanya Allah SWT lah penolong kita, pelindung kita. Alur juangku ini telah menyadarkanku nikmatnya mendekatkan hati kepada sang pencipta, Allah SWT.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *